Hal itu disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi ketika meninjau Terminal peti kemas Koja di Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. Peningkatan arus bongkar muat diiringi dengan upata menekan biaya logistik.
"Harapannya tahun depan dari 7,5 juta jadi 8 juta dan terus naik. Tentunya kita harus menekan biaya-biaya," ujar Budi seperti dikutip dari keterangan tertulis, Senin (7/10).
Menurut Budi, peningkatan throughput ini masih dapat terus di upayakan hingga mencapai 10-12 juta TEUs per tahun.
"Kalau mau dinaikkan jadi 10-12 juta masih bisa, masih ada kapasitas tak perlu memperbesar pelabuhan. Hal yang perlu dilakukan mengkonsolisasikan pelabuhan-pelabuhan di Surabaya, Makasssar, Palembang ke wilayah ini (Tanjung Priok), sehingga kapal-kapal besar datang ke sini frekuensinya lebih banyak," jelas Menhub.
Peningkatan arus bongkar muat akan didukung dengan layanan yang optimal pada akhir pekan agar tidak hanya menumpuk di hari Kamis dan Jumat.
Dengan operasional layanan karantina dan bea cukai yang lebih dari satu kali dalam sepekan, kemacetan dalam arus bongkar pun muat menjadi berkurang.
"Selama ini barang-barang itu relatif tidak maksimal di Sabtu Minggu. Maka itu, saya minta ke tim untuk aktifkan Sabtu Minggu, kita mesti masuk. Terima kasih pihak karantina dan bea cukai datang semua sehingga jadi ada suatu kenaikan," pungkas Menhub.
[Gambas:Video CNN]
Selain itu, Menhub Budi juga mengapresiasi waktu penimbunan peti kemas atau biasa disebut dwelling time yang menurun menjadi rata-rata 2,4 hari. (lav)
from CNN Indonesia https://ift.tt/2VkTndY
via IFTTT
No comments:
Post a Comment