Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent terkoreksi US$4,47 atau 6,5 persen menjadi US$64,55 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) melemah US$3,56 atau 5,7 persen menjadi US$59,34 per barel.
"Kami tidak akan terburu-buru merevisi harga minyak US$60 per barel pada akhir 2019. Kami harus mempertimbangkam risiko yang lebih tinggi secara permanen dalam menentukan prediksi harga," ungkap Kepala Ekonom Capital Economics Caroline Bain, dikutip Rabu (18/9).
Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman menuturkan kerajaan telah memulihkan pasokan menyusul kehilangan produksi minyak 5,7 juta barel per hari (bph) pada akhir September 2019.
Diketahui, terjadi serangan oleh pesawat tanpa awak (drone) terhadap dua fasilitas perusahaan minyak milik Saudi Aramco, perusahaan pelat merah Arab Saudi pada Sabtu (14/9) dini hari. Kejadian itu memangkas 50 persen dari total produksi minyak di negara tersebut.Namun, pihak Saudi Aramco memastikan manajemen tetap akan memenuhi permintaan minyak dari beberapa perusahaan penyulingan Asia walaupun terjadi pengurangan pasokan akibat serangan pekan lalu.
Saat ini, pihak Amerika Serikat (AS) ikut membantu Arab Saudi menemukan siapa dalang dari kejadian tersebut. Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan AS sedang meninjau bukti yang menunjukkan Iran berada di balik serangan itu.
"Kami sedang mengevaluasi semua bukti. Kami berkonsultasi dengan sekutu kami," kata Pence.Sebagai informasi, hubungan antara AS dan Iran telah memburuk sejak Presiden AS Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir Iran tahun lalu dan menerapkan kembali sanksi terhadap ekspor minyak Iran.
Iran pun tak terima dituduh sebagai pihak yang menyerang fasilitas minyak di Arab Saudi. Sementara itu, Raja Arab Saudi Salman meminta seluruh dunia untuk siap menghadapi ancaman pasokan minyak.
American Petroleum Institute (API) mencatat jumlah pasokan minyak mentah AS naik 592 ribu barel menjadi 422,5 juta barel per 13 September 2019.
Namun, sejumlah analis memperkirakan terjadi penurunan 2,5 juta barel. Data itu baru akan dirilis resmi oleh pemerintah AS pada Rabu (18/9) waktu setempat.
[Gambas:Video CNN] (aud/lav)
from CNN Indonesia https://ift.tt/31HGDjK
via IFTTT
No comments:
Post a Comment